Plastik merupakan bahan yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sampah yang dihasilkan dari produk plastik akan mengalami proses degradasi oksidatif polimer di lingkungan akibat terkena radiasi sinar ultraviolet sehingga Hasil dari proses degradasi plastik produk akan menjadi partikel plastik berukuran kecil, yaitu makroplastik (MaP), mesoplastik (MEP), mikroplastik (MP), dan nanoplastik (NP).

Nah taukah kamu mengenai mikroplastik?

Mikroplastik merupakan plastik yang memiliki ukuran partikel kurang dari 5 mm. Berdasarkan sumbernya, Mikroplastik dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu Mikroplatik primer dan sekunder. Mikroplastik primer adalah hasil produksi plastik yang dibuat dalam bentuk mikro, seperti microbeads pada produk perawatan kulit. Mikroplastik sekunder merupakan pecahan, bagian, atau hasil fragmentasi dari partikel plastik yang berukuran lebih besar.

Setelah kamu mengetahui pengertian dari mikroplastik tentu saja mikroplastik ini ada hal yang menarik yang perlu kamu ketahui.

Bahwasannya hal yang menarik terkait informasi di dapatkan kali ini yaitu keberadaan mikroplastik ini ditemukan di air awan, biasanya mikroplastik sering muncul di tanah dan perairan. Sehingga pembahasan kali ini salah satu kita pelajari dan ketahui mengapa mikroplastik ini bisa muncul di air awan.

Terdapat berbagai cara bagaimana mikroplastik dapat terbawa ke dalam atmosfer. Misalnya, mikroplastik dapat berasal dari debu jalan raya, tempat pembuangan sampah, keausan ban, dan rumput sintetis di daratan. Selain itu, terdapat penelitian yang menyatakan laut juga menjadi sumber mikroplastik yang dapat terbawa ke atmosfer melalui semprotan air laut dan proses aerosolisasi, Di mana partikel-partikelnya menjadi cukup ringan untuk diangkut udara. Lalu jatuh dari langit dalam bentuk hujan. Sehingga, Para ahli menyimpulkan bahwa mikroplastik dapat terdistribusi ke dataran tinggi dan mempengaruhi pembentukan awan, serta berpotensi mengubah pola perubahan iklim. Penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan yang mengambil sampel air tawar dari puncak tertinggi di Jepang, yaitu Gunung Fuji.

Setelah melakukan pengumpulan air awan, maka dilakukan pengujian yang dilakukan menggunakan perangkat kawat halus sehingga menghasilkan mikroplastik berdiameter 7,1 hingga mikrometer yang ukurannya tidak terlihat secara langsung dikarenakan jenis dari mikroplastik ini memiliki ukuran yang berbeda-beda.

Sehingga pengamatan yang dilakukan ini terdapat beberapa awan yang mengandung banyak mikroplastik terutama keberadaan awal yang terbentuk di atas lautan. Hasil pengamatan ini mengandung konsentrasi polypropylene yang lebih tinggi ketika keberadaan topan mendekat. Proses terjadinya keberdaan mikroplastik di awan ini yaitu mikroplastik yang bersifat hidrofilik (menarik air) akan terjadinya kondensasi di awan. Tetesan uap air yang terbentuk akan menjadikan partikel kecil yang dapat berkumpul membentuk awan, dapat terjadinya partikel ini yang membentu kristal es di atmosfer.

Lalu menyebabkan perubahan iklim yang terjadi kepada bumi di karenakan keberadaan mikroplastik di udara dapat membentuk banyak sekali awan yang dapat memantulkan banyak matahari yang disebut efek radiasi tidak langsung uamh memberikan efek mendinginkan bumi.sehinggan sinar ultraviolet di atmosfer akan mempercepat proses degradasi mikroplastik di udara yang dapat melepas gas rumah kaca seperti metana dan karbon dioksida yang akan berdampak pada pemanasan bumi.

Akan tetapi keberadaan mikroplastik di awan ini mungkin hanya terjadi karena faktor-faktor tertentu saja dikarenakan apabila partikel-partikel di udara terangkat bersama massa udara, tidak akan mempengaruhi proses pembentukan awan. Mikroplastik berukuran kurang dari 100 nanometer yang dapat berpotensi mempengaruhi pembentukan awan secara langsung.

Selain menjadi ancaman bagi lingkungan, Mikroplastik yang terdapat diawan ini juga dapat membahayakan kesehatan manusia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik yang tersebar di udara memiliki potensi untuk merugikan kesehatan manusia dengan cara terhirup dan masuk ke dalam sistem pernapasan. Ukuran partikel yang sangat kecil memungkinkan mikroplastik untuk dengan mudah menembus jauh ke dalam paru-paru, menyebabkan berbagai mekanisme kerusakan seperti peradangan, sitotoksisitas, rusaknya barier epitel, serta ketidakseimbangan oksidasi yang berpotensi memperburuk kondisi kesehatan seperti asma, PPOK, fibrosis paru, emfisema, dan penyakit lainnya jika terpapar dalam jangka waktu yang cukup lama.

Untuk itu, envirocation merangkum cara dan upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi pemasalahan mikroplastik diatas, antara lain :

1. Kurangi penggunaan plastik sekali pakai.

2. Hindari pembelian dan penggunaan barang berbahan sintetis, dan kosmetik yang mengandung microbeads.  Pilihlah barang yang menggunakan material alami.

3. Daur Ulang dan Buang Sampah dengan Benar. Jangan membuang sampah sembarangan, terutama di sungai atau laut.

4. Hindari minyak berbasis petroleum, seperti kerosin, seresin, dan petrolatum.

5. Hindari produk bioplastik karena tetap menghasilkan mikroplastik.

6. Kurangi penggunaan barang dengan pelapisan plastik seperti cotton bud dan tisu basah.

7. Gunakan lap basah saat membersihkan rumah guna menghilangkan debu mikroplastik yang menempel.

Penemuan ini memberikan pemahaman baru tentang peran mikroplastik dalam sistem atmosfer dan menyoroti pentingnya penelitian lebih lanjut tentang dampaknya terhadap lingkungan, kesehatan dan iklim global. Dengan demikian, upaya perlindungan lingkungan harus memperhatikan tidak hanya polusi mikroplastik di darat dan di laut, tetapi juga dalam atmosfer dan bahkan di awan.

REFRENSI:

1. https://www.mongabay.co.id/2024/02/16/studi-tidak-hanya-di-tanah-dan-perairan-mikroplastik-juga-ditemukan-di-air-awan/

2. https://www.wwf.id/id/blog/mengenal-mikroplastik-si-kecil-nan-berbahaya

3.https://ameera.republika.co.id/berita/s23emi478/mikroplastik-ditemukan-dalam-awan-ini-akibatnya-untuk-kesehatan

4. https://www.liputan6.com/amp/5411344/mikroplastik-di-awan-bisa-memperburuk-perubahan-iklim-hingga-mengontaminasi-makanan-dan-minuman

Plastik merupakan bahan yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sampah yang dihasilkan dari produk plastik akan mengalami proses degradasi oksidatif polimer di lingkungan akibat terkena radiasi sinar ultraviolet sehingga Hasil dari proses degradasi plastik produk akan menjadi partikel plastik berukuran kecil, yaitu makroplastik (MaP), mesoplastik (MEP), mikroplastik (MP), dan nanoplastik (NP).

Nah taukah kamu mengenai mikroplastik?

Mikroplastik merupakan plastik yang memiliki ukuran partikel kurang dari 5 mm. Berdasarkan sumbernya, Mikroplastik dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu Mikroplatik primer dan sekunder. Mikroplastik primer adalah hasil produksi plastik yang dibuat dalam bentuk mikro, seperti microbeads pada produk perawatan kulit. Mikroplastik sekunder merupakan pecahan, bagian, atau hasil fragmentasi dari partikel plastik yang berukuran lebih besar.

Setelah kamu mengetahui pengertian dari mikroplastik tentu saja mikroplastik ini ada hal yang menarik yang perlu kamu ketahui.

Bahwasannya hal yang menarik terkait informasi di dapatkan kali ini yaitu keberadaan mikroplastik ini ditemukan di air awan, biasanya mikroplastik sering muncul di tanah dan perairan. Sehingga pembahasan kali ini salah satu kita pelajari dan ketahui mengapa mikroplastik ini bisa muncul di air awan.

Terdapat berbagai cara bagaimana mikroplastik dapat terbawa ke dalam atmosfer. Misalnya, mikroplastik dapat berasal dari debu jalan raya, tempat pembuangan sampah, keausan ban, dan rumput sintetis di daratan. Selain itu, terdapat penelitian yang menyatakan laut juga menjadi sumber mikroplastik yang dapat terbawa ke atmosfer melalui semprotan air laut dan proses aerosolisasi, Di mana partikel-partikelnya menjadi cukup ringan untuk diangkut udara. Lalu jatuh dari langit dalam bentuk hujan. Sehingga, Para ahli menyimpulkan bahwa mikroplastik dapat terdistribusi ke dataran tinggi dan mempengaruhi pembentukan awan, serta berpotensi mengubah pola perubahan iklim. Penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan yang mengambil sampel air tawar dari puncak tertinggi di Jepang, yaitu Gunung Fuji.

Setelah melakukan pengumpulan air awan, maka dilakukan pengujian yang dilakukan menggunakan perangkat kawat halus sehingga menghasilkan mikroplastik berdiameter 7,1 hingga mikrometer yang ukurannya tidak terlihat secara langsung dikarenakan jenis dari mikroplastik ini memiliki ukuran yang berbeda-beda.

Sehingga pengamatan yang dilakukan ini terdapat beberapa awan yang mengandung banyak mikroplastik terutama keberadaan awal yang terbentuk di atas lautan. Hasil pengamatan ini mengandung konsentrasi polypropylene yang lebih tinggi ketika keberadaan topan mendekat. Proses terjadinya keberdaan mikroplastik di awan ini yaitu mikroplastik yang bersifat hidrofilik (menarik air) akan terjadinya kondensasi di awan. Tetesan uap air yang terbentuk akan menjadikan partikel kecil yang dapat berkumpul membentuk awan, dapat terjadinya partikel ini yang membentu kristal es di atmosfer.

Lalu menyebabkan perubahan iklim yang terjadi kepada bumi di karenakan keberadaan mikroplastik di udara dapat membentuk banyak sekali awan yang dapat memantulkan banyak matahari yang disebut efek radiasi tidak langsung uamh memberikan efek mendinginkan bumi.sehinggan sinar ultraviolet di atmosfer akan mempercepat proses degradasi mikroplastik di udara yang dapat melepas gas rumah kaca seperti metana dan karbon dioksida yang akan berdampak pada pemanasan bumi.

Akan tetapi keberadaan mikroplastik di awan ini mungkin hanya terjadi karena faktor-faktor tertentu saja dikarenakan apabila partikel-partikel di udara terangkat bersama massa udara, tidak akan mempengaruhi proses pembentukan awan. Mikroplastik berukuran kurang dari 100 nanometer yang dapat berpotensi mempengaruhi pembentukan awan secara langsung.

Selain menjadi ancaman bagi lingkungan, Mikroplastik yang terdapat diawan ini juga dapat membahayakan kesehatan manusia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik yang tersebar di udara memiliki potensi untuk merugikan kesehatan manusia dengan cara terhirup dan masuk ke dalam sistem pernapasan. Ukuran partikel yang sangat kecil memungkinkan mikroplastik untuk dengan mudah menembus jauh ke dalam paru-paru, menyebabkan berbagai mekanisme kerusakan seperti peradangan, sitotoksisitas, rusaknya barier epitel, serta ketidakseimbangan oksidasi yang berpotensi memperburuk kondisi kesehatan seperti asma, PPOK, fibrosis paru, emfisema, dan penyakit lainnya jika terpapar dalam jangka waktu yang cukup lama.

Untuk itu, envirocation merangkum cara dan upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi pemasalahan mikroplastik diatas, antara lain :

1. Kurangi penggunaan plastik sekali pakai.

2. Hindari pembelian dan penggunaan barang berbahan sintetis, dan kosmetik yang mengandung microbeads.  Pilihlah barang yang menggunakan material alami.

3. Daur Ulang dan Buang Sampah dengan Benar. Jangan membuang sampah sembarangan, terutama di sungai atau laut.

4. Hindari minyak berbasis petroleum, seperti kerosin, seresin, dan petrolatum.

5. Hindari produk bioplastik karena tetap menghasilkan mikroplastik.

6. Kurangi penggunaan barang dengan pelapisan plastik seperti cotton bud dan tisu basah.

7. Gunakan lap basah saat membersihkan rumah guna menghilangkan debu mikroplastik yang menempel.

Penemuan ini memberikan pemahaman baru tentang peran mikroplastik dalam sistem atmosfer dan menyoroti pentingnya penelitian lebih lanjut tentang dampaknya terhadap lingkungan, kesehatan dan iklim global. Dengan demikian, upaya perlindungan lingkungan harus memperhatikan tidak hanya polusi mikroplastik di darat dan di laut, tetapi juga dalam atmosfer dan bahkan di awan.

REFRENSI:

1. https://www.mongabay.co.id/2024/02/16/studi-tidak-hanya-di-tanah-dan-perairan-mikroplastik-juga-ditemukan-di-air-awan/

2. https://www.wwf.id/id/blog/mengenal-mikroplastik-si-kecil-nan-berbahaya

3.https://ameera.republika.co.id/berita/s23emi478/mikroplastik-ditemukan-dalam-awan-ini-akibatnya-untuk-kesehatan

4. https://www.liputan6.com/amp/5411344/mikroplastik-di-awan-bisa-memperburuk-perubahan-iklim-hingga-mengontaminasi-makanan-dan-minuman

Jejak Mikroplastik Melampaui Batas: Peneliti Temukan Kandungan Mikroplastik di Awan

Jejak Mikroplastik Melampaui Batas: Peneliti Temukan Kandungan Mikroplastik di Awan

19 MARCH 2024

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

ANY QUESTION ?

Contact us

Enviromental Engineering